Perhatikan Ciri-Ciri Serta Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji Supaya Anda Menjadi Haji Mabrur

Kategori : Haji, Ditulis pada : 14 Januari 2024, 14:16:55

Seringkali kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun pulang dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan apakah ciri seseorang dikatakan menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa yaitu haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun secara istilah, haji mabrur adalah haji yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap muslim yang menunaikan ibadah haji berharap bisa menjadi haji yang mabrur sepulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Pastinya terdapat ciri-ciri seorang yang telah menunaikan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang harus dihindari ketika berada di tanah suci. Simak sampai akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji Mabrur

Terdapat beberapa sabda Nabi yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan dan menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain waktu, sahabat juga bertanya tentang ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berbicara dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji sedang ia tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats adalah tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan suami-istri atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah SWT.

Dengan begitu, dapat diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji yang mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:

- Menimbulkan kedamaian untuk orang di sekitarnya

-Sopan dan santun saat berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan untuk orang-orang yang membutuhkan

- mensucikan pikiran, perkataan serta perbuatan, dengan meninggalkan perbuatan maksiat ataupun hal yang tidak senonoh lainnya.

Nah, dengan memahami ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin saat seseorang pulang dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tak hanya tentang dirinya dengan Tuhannya (hablum minallah), namun juga hubungan baik yang terjalin sesama manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri yaitu sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih mendekat kepada Allah, ia akan cenderung mengesampingkan dari kehidupan duniawi dan ia semakin mencintai amal ibadah untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang yaitu ia meninggalkan perbuatan yang buruk yang ia lakukan sebelum ia haji.”

Artinya, secara keseluruhan seorang dikatakan sebagai haji mabrur yaitu ia yang segala aspek kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hal-Hal yang Harus Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari agar nantinya Anda termasuk menjadi haji yang mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Beribadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat disarankan untuk memurnikan niat menunaikan ibadah haji yakni semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai terbersit niat-niat lain yang bisa merusak pahala ibadah haji Anda.

Misalnya, niat haji hanya untuk ‘ dianggap mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar mendapat gelar ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering memperbaharui niat selama menjalani ibadah haji supaya niat selalu terjaga.

Membersihkan Biaya yang Digunakan Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilakukan di tanah suci maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang dipakai untuk melaksanakan haji. Hindarilah segala hal yang haram, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan syaithan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Menghindari Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari perbuatan yang buruk seperti melontarkan ucapan kotor, bersikap jahat, dan melakukan hal yang tidak senonoh atau biasa disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat serta melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi sampai berkelahi.

Tidak Boleh Bersikap Tinggi Hati

Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap tinggi hati. Merasa diri sudah baik dengan melakukan ibadah haji, tapi sejatinya manusia tempatnya salah serta lupa. Jangan sampai Anda merasa telah baik ketimbang orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Boleh Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis selama menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Karena pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah beberapa ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang wajib dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur untuk Anda yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id